Skip to content

Menu
  • Home
  • Gaya Hidup
    • Perkotaan Slow Living
    • Hidup di Desa
    • Alam & Healing
  • Cerita Inspirasi
    • Tokoh Nyata
    • Kisah Ringan
    • Inspirasi Harian
  • Musik Country
    • Country Pop
    • Rekomendasi Lagu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Privacy Policy
Menu

Desa Penglipuran Simbol Keasrian, Budaya, dan Keharmonisan Bali

Posted on July 3, 2025July 3, 2025 by Monica

Mengenal Desa Penglipuran, Permata Tersembunyi dari Bali

Di tengah hiruk-pikuk modernisasi dan arus globalisasi yang menggempur budaya lokal, ada satu desa di Bali yang tetap kokoh menjaga nilai-nilai leluhur dan tradisi turun-temurun. Desa Penglipuran, terletak di Kabupaten Bangli, menjadi salah satu desa adat yang terkenal akan kebersihannya, tatanan arsitekturnya, serta kehidupan masyarakatnya yang harmonis dan disiplin.

Desa ini bukan hanya destinasi wisata, melainkan cerminan hidup selaras dengan alam dan budaya. Banyak yang menyebut Penglipuran sebagai desa terbersih di Indonesia, bahkan dunia.


Sejarah dan Asal-Usul Nama Desa Penglipuran

Dari Kata “Pengeling Pura”

Nama “Penglipuran” diyakini berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti mengingat tempat suci leluhur. Ini mencerminkan filosofi warga desa yang hidup dengan semangat menghormati leluhur, tradisi, dan alam.

Desa Adat yang Bertahan Ratusan Tahun

Masyarakat Penglipuran adalah bagian dari masyarakat adat Bali yang masih memegang teguh sistem sosial dan hukum adat bernama Awig-Awig. Sistem ini sudah diwariskan turun-temurun sejak zaman kerajaan dan masih berlaku hingga kini, menjadi fondasi kuat dalam menjaga keteraturan dan keselarasan kehidupan warga desa.


Keunikan Desa Penglipuran yang Membuatnya Istimewa

1. Tata Letak Desa yang Simetris dan Filosofis

Desa Penglipuran dibangun mengikuti konsep Tri Mandala, yaitu:

  • Utama Mandala (zona utama/suci) – berada di bagian atas desa

  • Madya Mandala (zona tengah/tempat tinggal)

  • Nista Mandala (zona bawah/tempat aktivitas duniawi)

Susunan rumah penduduk di kiri dan kanan jalan desa sangat rapi dan simetris, menciptakan nuansa estetis yang unik. Tidak ada rumah yang lebih tinggi atau mewah dari yang lain. Semuanya tampak seragam dan seimbang, mencerminkan nilai kesetaraan dan kebersamaan.

2. Arsitektur Tradisional yang Terjaga

Setiap rumah di desa ini memiliki gerbang khas Bali yang disebut “Angkul-Angkul”. Bangunan rumah pun masih mempertahankan bentuk tradisional Bali, menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu dan tanah liat. Tak satu pun rumah di desa ini dibangun secara modern tanpa izin adat.

3. Tidak Ada Kendaraan Bermotor di Dalam Desa

Untuk menjaga ketenangan dan kebersihan, kendaraan bermotor dilarang masuk ke dalam desa utama. Pengunjung maupun warga harus berjalan kaki saat berada di area perkampungan. Ini memberikan suasana damai dan bebas polusi, sangat langka di era sekarang.

4. Sistem Sosial Adat yang Kuat

Desa Penglipuran masih menggunakan sistem Banjar, yaitu organisasi sosial adat Bali yang mengatur kegiatan keagamaan, sosial, hingga pembangunan. Setiap warga wajib ikut serta dalam kegiatan gotong royong, upacara adat, dan menjaga lingkungan bersama-sama.


Komitmen Terhadap Kebersihan dan Lingkungan

1. Desa Tanpa Sampah Plastik

Desa Penglipuran dikenal sebagai pelopor desa bebas sampah plastik. Warga menggunakan bahan-bahan alami seperti daun pisang, bambu, dan rotan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran lingkungan sangat tinggi, bahkan sebelum kampanye “go green” populer secara global.

2. Tempat Sampah Tersusun Rapi

Di sepanjang jalan desa, tersedia tempat sampah organik dan non-organik yang ditata rapi. Tidak ada sampah berserakan. Warga dan pengunjung sama-sama menjaga kebersihan, menjadikan desa ini layak disebut sebagai desa terbersih di dunia versi majalah dan media internasional.


Kehidupan Sehari-Hari Warga Penglipuran

1. Tradisi dan Upacara Adat

Kehidupan warga sangat erat dengan tradisi Hindu Bali. Upacara seperti Ngaben (pembakaran jenazah), Galungan, dan Kuningan masih dilaksanakan dengan khidmat. Pengunjung bisa melihat langsung kearifan lokal yang hidup dalam kehidupan sehari-hari.

2. Keharmonisan Sosial

Hampir tidak ada konflik antarwarga di Desa Penglipuran. Hal ini karena mereka hidup dalam semangat gotong royong dan aturan adat yang jelas. Semua keputusan penting diambil bersama-sama melalui musyawarah banjar.

3. Pariwisata Tanpa Mengorbankan Budaya

Meski jadi tujuan wisata terkenal, warga tetap menjaga agar budaya dan adat tidak hilang oleh komersialisasi. Pengunjung hanya diizinkan masuk hingga batas tertentu, dan harus menghormati aturan adat selama di desa.


Penghargaan dan Reputasi Internasional

Desa Penglipuran sudah banyak menerima penghargaan, seperti:

  • Kalpataru untuk pelestarian lingkungan

  • Desa Wisata Terbaik dari Kementerian Pariwisata RI

  • Masuk dalam daftar Desa Terbersih di Dunia bersama Giethoorn (Belanda) dan Mawlynnong (India)

Reputasi ini tidak dibangun dalam semalam, tapi hasil konsistensi warga dalam menjaga tradisi dan lingkungan selama puluhan tahun.


Inspirasi yang Bisa Diambil dari Desa Penglipuran

1. Harmoni Manusia dengan Alam

Penglipuran mengajarkan bahwa manusia bisa hidup nyaman tanpa harus merusak lingkungan. Mereka hidup berdampingan dengan alam secara alami.

2. Budaya adalah Aset Bernilai

Di saat banyak daerah kehilangan identitas budaya, Desa Penglipuran membuktikan bahwa budaya bisa menjadi daya tarik wisata dan sumber ekonomi tanpa kehilangan nilai sakralnya.

3. Disiplin Kolektif Menciptakan Peradaban

Kebersihan dan keteraturan di desa ini bukan karena aturan pemerintah, tapi karena kesadaran kolektif dan aturan adat. Ini pelajaran bahwa perubahan besar bisa dimulai dari komunitas kecil yang disiplin.


Kesimpulan: Penglipuran, Lebih dari Sekadar Destinasi

Desa Penglipuran bukan hanya objek wisata, tapi cermin peradaban yang hidup. Ia menunjukkan bagaimana budaya, lingkungan, dan masyarakat bisa menyatu dalam harmoni. Dalam dunia yang semakin hiruk-pikuk dan cepat berubah, Penglipuran hadir sebagai pengingat bahwa nilai-nilai tradisi dan gotong royong tidak lekang oleh waktu.

Bagi siapa pun yang berkunjung ke desa ini, bukan hanya keindahan yang akan ditemukan, tapi juga pelajaran tentang kesederhanaan, ketulusan, dan hidup yang bermakna.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Kota Surakarta Kota Maju dengan Warisan Budaya yang Kuat
    Sejarah Singkat Surakarta Kota Surakarta, atau lebih dikenal dengan nama Solo, adalah salah satu kota budaya di Jawa Tengah yang punya sejarah panjang. Berdiri pada tahun 1745, Surakarta dulunya menjadi pusat Kerajaan Mataram Islam setelah keraton dipindahkan dari Kartasura. Hingga kini, Solo masih menjadi kota yang memadukan nilai tradisi Jawa dengan kemajuan zaman modern. Dengan...
  • Gaya Hidup di Kota Tua Palembang
    Sejarah Singkat Kota Tua Palembang Palembang dikenal luas sebagai salah satu kota tertua di Indonesia. Kota ini berdiri sejak abad ke-7 Masehi dan pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan Asia Tenggara. Sejak masa itu, Palembang telah berkembang menjadi kota perdagangan yang ramai dengan aktivitas masyarakat yang beragam. Kawasan Kota Tua...
  • Gaya Hidup Perkotaan vs Perdesaan: Inspirasi, Cerita, dan Tips Hidup Seimbang
    Gaya hidup sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat kita tinggal. Perkotaan dengan hiruk-pikuknya menawarkan kenyamanan, hiburan, dan akses cepat ke berbagai layanan. Setiap gaya hidup memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing, dan inspirasi bisa muncul dari cara kita menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. 1. Kehidupan di perkotaan Kehidupan di kota memberi banyak kemudahan. Transportasi modern, kafe, pusat...
  • Gaya Hidup Desa Penglipuran: Harmoni Tradisi dan Alam
    Keunikan Desa Penglipuran Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali, dan dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Lingkungannya yang tertata rapi dengan nuansa adat yang masih kental menjadikannya daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kehidupan masyarakat di Desa Penglipuran tidak hanya menawarkan keindahan visual, tetapi juga mencerminkan harmoni antara tradisi, budaya,...
  • Kafe Sebagai Ruang Publik Baru: Dari Nongkrong ke Networking
    Kafe dan Budaya Perkotaan Kafe di kota besar sekarang bukan cuma tempat minum kopi. Ia sudah berubah jadi ruang publik baru yang punya banyak fungsi. Mulai dari tempat kerja, ruang diskusi, sampai arena mencari relasi, kafe jadi bagian penting dari kehidupan urban. Fenomena ini membuat kafe lebih dari sekadar bisnis kuliner. Ia hadir sebagai titik...

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025

Categories

  • Alam & Healing
  • Cerita Inspirasi
  • Gaya Hidup
  • Hidup di Desa
  • Inspirasi Harian
  • Kisah Ringan
  • Perkotaan Slow Living

Afiliasi

  • promo mpl777
  • mpl777
© 2025 | Powered by Superbs Personal Blog theme