Apartemen Mewah yang Tak Berpenghuni
Kota besar identik dengan gedung tinggi, lampu gemerlap, dan hunian modern. Salah satu simbolnya tentu saja apartemen mewah. Unit dengan desain elegan, fasilitas premium, dan lokasi strategis selalu jadi incaran investor maupun penghuni kota.
Tapi ada satu fenomena menarik: banyak apartemen berdiri megah, tapi kosong. Dari luar terlihat glamor, tapi dari dalam sunyi tanpa penghuni. Pertanyaannya, kenapa hal ini bisa terjadi?
Penyebab Apartemen Mewah Jadi Kosong
1. Harga yang Terlalu Tinggi
Harga unit apartemen mewah sering melambung jauh di atas rata-rata. Bukan cuma harga beli, biaya bulanan seperti service charge dan maintenance juga bikin banyak orang mikir dua kali. Alhasil, apartemen ini hanya terbeli oleh segelintir orang, tapi jarang ditempati.
2. Dijadikan Investasi Pasif
Banyak orang kaya membeli apartemen bukan untuk ditinggali, melainkan sebagai aset investasi. Mereka berharap harga properti naik dari tahun ke tahun. Sayangnya, apartemen itu kemudian terbengkalai, karena pemiliknya lebih peduli pada nilai jual dibanding kehidupan di dalamnya.
3. Ketidaksesuaian dengan Gaya Hidup
Meskipun mewah, nggak semua orang merasa cocok tinggal di apartemen. Ada yang merasa terlalu sempit dibanding rumah tapak, ada juga yang merasa kurang privasi. Akibatnya, meski laku terjual, unit tetap kosong karena pembeli hanya mengoleksi tanpa benar-benar menempati.
Dampak Sosial dari Apartemen Kosong
1. Kota yang Terasa Dingin
Ketika banyak apartemen kosong, suasana lingkungan jadi sepi. Koridor hening, lampu jarang menyala, dan jarang terlihat aktivitas. Lingkungan yang seharusnya hidup malah jadi terasa dingin dan tidak ramah.
2. Mengurangi Rasa Kebersamaan
Hunian mestinya jadi tempat interaksi sosial. Tapi kalau banyak unit kosong, interaksi antar penghuni pun berkurang drastis. Rasa kebersamaan di sebuah gedung apartemen sulit terbangun kalau sebagian besar penghuninya “hantu properti”.
3. Kontras dengan Warga Kota Lain
Ironisnya, di satu sisi ada apartemen mewah kosong, tapi di sisi lain masih banyak warga kota yang kesulitan tempat tinggal layak. Kontras ini memperlihatkan jurang yang lebar antara kebutuhan nyata dan kepemilikan properti hanya untuk gengsi.
Fenomena Global, Bukan Sekadar Lokal
1. Kasus di Kota Besar Dunia
Fenomena apartemen kosong bukan hanya ada di Jakarta atau kota besar Indonesia. Di kota-kota dunia seperti Hong Kong, London, dan New York, apartemen mewah kosong juga jadi masalah serius. Banyak yang dibeli investor asing, tapi jarang ada yang benar-benar tinggal di sana.
2. Efek pada Pasar Properti
Apartemen kosong dalam jumlah besar bisa bikin pasar properti jadi tidak sehat. Harga melambung tinggi karena banyak unit diperlakukan sebagai aset, bukan kebutuhan. Akibatnya, warga biasa semakin sulit punya hunian layak di kota besar.
3. Kota yang Kehilangan Jiwa
Kota bukan sekadar kumpulan gedung, tapi tempat orang hidup, bekerja, dan berinteraksi. Kalau banyak apartemen kosong, kota bisa kehilangan “jiwanya”. Gedung boleh berdiri megah, tapi kalau tanpa kehidupan, hanya jadi simbol kesenjangan.
Solusi untuk Menghidupkan Apartemen Kosong
1. Regulasi Kepemilikan
Beberapa negara sudah mencoba memberi aturan, misalnya pajak tambahan untuk apartemen yang dibiarkan kosong. Tujuannya supaya pemilik terdorong menyewakan unit mereka daripada membiarkannya terbengkalai. Langkah ini bisa jadi inspirasi bagi kota lain.
2. Menyewakan dengan Harga Wajar
Daripada membiarkan apartemen kosong, pemilik bisa menyewakan dengan harga lebih wajar. Selain memberi pemasukan, unit pun tetap terawat dan lingkungan apartemen jadi lebih hidup. Dengan begitu, semua pihak diuntungkan.
3. Mendorong Hunian yang Inklusif
Pemerintah kota juga bisa mendorong pengembang untuk membangun hunian campuran: ada yang mewah, ada juga yang terjangkau. Dengan begitu, kota bisa lebih seimbang, tidak hanya dihiasi gedung kosong yang mahal tapi tak terjangkau.
Refleksi: Mewah Belum Tentu Nyaman
Apartemen mewah kosong mengingatkan kita bahwa kemewahan belum tentu sama dengan kenyamanan. Gedung tinggi dengan fasilitas lengkap bisa kehilangan makna kalau tidak ada kehidupan di dalamnya.
Kota yang sehat bukan hanya soal bangunan megah, tapi juga keberadaan warganya yang hidup berdampingan. Pada akhirnya, rumah adalah tempat yang memberi rasa hangat, bukan sekadar simbol status.
